Minggu, Februari 28, 2010

Cerita Mistis Dibalik Duka Dewata

Berita mengenai longsor yang terjadi di Kabupaten Bandung atau yang lebih lengkapnya di Kampung Dewata, Desa Tenjolaya, Pasirbambu, Ciwidey pada tanggal 24 Februari sempat menjadi Headline pada beberapa surat kabar nasional dan lokal. Hingga artikel ini dipublikasikan tercatat 29 orang tewas dan 16 orang lainnya dilaporkan hilang.

Namun ada cerita unik dibalikan berita duka tersebut, sebagian warga perkebunan masih percaya bahwa ada hal mitos atau mistik dalam kejadian tersebut, seperti yang dilansir oleh Harian lokal Tribun Jabar edisi 27 Februari 2010 dalam harian tersebut disebutkan bahwa kejadian longosor tersebut diakibatkan oleh marahnya sang penunggu Gunung Waringin yang merupakan penjelmaan seekor ular raksasa yang sering disebut si Bujang, menurut warga asli perkebunan, musibah longsor tersebut diyakini akibat lubang yang digali si Bujang sehingga tanah menjadi retak-retak kemudian di guyur hujan terus-menerus hingga akhirnya terjadilah tanah longsor.

Menurut salah seorang warga asli bernama Ujang Lesmana yang di wawancarai Tribun Jabar, "si Bujang marah karena warga yang mendiami kompleks perkebunan tidak pernah bersyukur lagi atas apa yang telah diberikan Tuhan, padahal dulu di kampung perkebunan itu rutin diadakan upacara adat kurba kerbau setahun sekali tiap tanggal 15 September kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada pemetik dan pekerja teh di kawasan perkebunan tersebut sebagai rasa  syukur dan kebersamaan, naumn seiring dengan terpinggirakannya warga asli Dewata oleh para pekerja dan pemetik dari luar, upacara tersebut tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 2000", ujar Ujang. 
Akibatnya sejak tahun 2000 musibah dikawasan itu kerap terjadi, pada tahun 2006 pernah terjadi kebakaran yang menghanguskan 60 rumah di kawasan pemukiman yang dikelilingi perkembunan ini. "Pada akhir Desember 2009 lalu firasat longsor memang sudah ada tanda-tandanya yaitu adanya batu kira-kira sebesar mobil jatuh menggelinding dari perbukitan teh dan nyaris menimpa kampung, padahal batu besar tersebut sejak dulu sudah ada di atas bukit".tutur Ujang.


Untuk itu saya himbau kepada para Black Community khususnya yang berada di Jawa Barat untuk segera menggelar acara charity atas musibah ini saya yakin dengan kita bahu membahu bisa meringankan beban mereka yang terkena musibah. Halo! para  Black Car Community dan Black Motor Community tunjukan Keep to the Surrounding kalian karena terdapat 412 jiwa lagi terancan kelaparan akibat terisolasinya kampung mereka, karena longsoran tersebut menutup semua akses jalan dari dan menuju sekitar kampung Dewata.


Courtesey : vivanews.com, Harian Tribun Jabar, kamera-digital.com

Tidak ada komentar: